Rabu, 23 Februari 2011


Turba ke Jawa Barat:
Sukmawati Sukarno bertemu sesepuh PNI Bapak Sobandi Shachri

BANDUNG - Untuk bisa lolos verfikasi Parpol di Kemhum HAM DPP PNI Marhaenisme (DPP PNI-M) melakukan konsolidasi ke berbagai daerah. Untuk daerah Jawa Barat, DPP menurun sebuah tim yang yang dipimpin secara langsung oleh Ketua Umum DPP PNI-M Ibu DM Sukmawati Sukarno. Kunjungan ke Jawa Barat (Bandung) untuk menemui sesepuh PNI yang sampai saat ini masih konsisten dan loyal pada ajaran Marhaenisme Bung Karno. Ketua Umum yang didampingi oleh dua Wakil Sekretaris Jenderal DPP PNI-M yaitu Kalamullah dan Netty Guswinawati tersebut langsung menemui Bapak Sobandi Shachri di kediamannya jalan Dipatiukur, Bandung, Jawa Barat (22/2/211). Ketika tim DPP PNI-M hadir di rumah Bapak Sobandi Shachri lanagsung disambut dengan suka cita.

"Saya terharu, Putri Bung Karno mau mampir ke kediman saya. Bagi saya ini sebuah kehormatan. Apa lagi saya tetap konsisten dengan ajaran Bung Karno," kata Bapak Sobandi Shachri penuh haru.

Suasana pun berubah menjadi akrab, hangat dan penuh kenangan. Ketua Umum DPP PNI-M merasa bangga dan haru dengan dengan loyalitas Sobandi Shachri. Masih banyak pecinta Bung Karno yang tersebar ke seluruh pelosok negeri ini.

"Pak Bandi ini pernah menjadi pengurus PNI pada era tahun 60-an, dan pada era tahun 1998 ketika menjelang Reformasi, yang kemudian diserahkan kepada generasi muda yaitu kepada Sdr. Loddy yang menjabat Ketua DPD PNI Marhaenisme Jawa Barat sampai tahun 2008," kata Ibu Sukmawati Sukarno dengan haru.

Kedua tokoh tersebut pun larut dengan pembicaraab seputar UU Parpol. Kedua tokoh itu pun mengkritisi kebijakan pemerintah mengena Partai Politik yang diterbitkan melalui Undang-Undang sangat “memberangus” budaya demokrasi Indonesia yang seharusnya tidak ada lagi “pemberangusan” demokrasi paska reformasi.

Kedua tokoh lintas generasi itu pun sepakat akan konsisten mengusung azas Marhaenisme. Sebab, satu-satunya partai politik warisan Bung Karno adalah PNI. "Kebijakan pemerintah tersebut tidaklah membuat gentar kader-kader PNI di seluruh Indonesia. Sebaliknya, mereka semakin bersemangat untuk tetap menjaga eksistensi partai warisan Bung Karno," terang putri Proklamator itu penuh semangat.

Dalam pertemuan itu, Pak Bandi siap membantu memperkenalankan kadernya untuk bergabung dengan PNI M di Jawa Barat. "PNI Jawa Barat harus bangkit. Sebab, Jawa Barat, khususnya Bandung adalah tempat dimana Bung Karno punya historis yang kuat terutama dalam melahirkan maha karyanya yaitu Marhaenisme," papar Sobandi Shachri dengan suara yang lantang namun tegas.((Kalam)

Teks: DM Sukmawati Sukarno berbincangan dengan Bapak Sobandi Shachri

2 komentar:

candra mengatakan...

selaku kader dan Sekretaris DPD PNI M Jabar, saya sampaikan bahwa banyak pengurus dan kader PNI M Jabar yang kecewa dengan arogansi DPP PNI M dalam menjalankan organisasi yang tidak mengikuti AD/ART partai, gimana mau menjalankan Idiologi, menjalankan organisasi aja seenaknya....huh capek dech, banyak Marhaenis Gadungan sih.. Pesan Bung Karno Tendang Keluar MARHAENIS GADUNGAN.

MARHAENIS SEJATI, BUKAN GADUNGAN mengatakan...

Sejarah Singakat DPD PNI M di JAWA BARAT.

riwayat dimulia dari setelah reformasi, DPD PNI Jawa barat di Ketuai oleh Bp. Ir. H.Sobandi Sachri dan sekretaris Wijanarko,SH. Selain melakukan kosolidasi Partai DPD PNI juga melakukan pengkaderan kepada generasi Muda di Jawa Barat, agar kader2 PNI matang berorganisasi dan yang lebih penting adalah memahami Idiologi Partai yakni MARHAENISME, sebuah idiologi yang dibrangus pada masa orde baru.
Pak Bandi (panggilan pak Sobandi Sachri), adalah seorang Tokoh PNI yg masih ada dan sangat konsisten dalam menjalankan idiologi Marhaenisme, selaku ketua DPD PNI beliau mengajarkan kepada kami tentang bagaimana berorganisasi yang beridiologi. pada PEMILU 1999 DPD PNI JABAR memperoleh suara kurang lebih 45.000. suara, bagi kami itu adalah sebuah kemenangan walaupun PNI tidak mendapatkan Kursi di Parlemen, karena yang pasti Idiologi MARHAENISME telah hidup kembali di bumi Jawa Barat. Setelah Pemilu DPD Jawa Barat melaksanakan KONFERDA, yang kemudian tongkat estafet kepemimpinan di serahkan pak Bandi kepada LODDY KRISTIO MULYANA GUMELAR dan Sekretaris WIJANARKO,SH. Generasi muda yang telah di gembleng idiologi oleh pak Bandi. di bawah kepemimpinan loddy, konsolidasi dan kederisasi terus berjalan, dengan tanpa adanya bantuan dana sepeserpun dari DPP PNI.
Setalah Rapimnas & sidang BPK PNI di Semarang guna menyikapi UU Pemilu 2004, dan hasil keputusan RAPIMNAS tersebu bahwa PNI berubah menjadi PNI MARHAENISME, dan seluruh aset dan personil PNI beralih menjadi aset dan personil PNI MARHAENISME. DPD JABAR pun mengikuti keputusan Rapimnas tersebut. Struktur pengurus DPD Jabar pun di bentuk oleh DPD PNI Jabar dan Bp. Ahmad Marhaen, SH selaku Sekjen DPP PNI M, guna penyegaran ada sedikit perubahan dalam pengurus DPD PNI M Jabar, dimana Ketua tetap di jabat oleh LODDY KRISTIO MULYANA GUMELAR Sekretaris di jabat oleh CANDRA TRIO AGUSTINO, SE. dan WIJANARKO, SH menjadi wakil Ketua karena kesibukannya sebagai Advokat pada waktu itu. Setelah RAPIMNAS tersebut DPD PNIM Jabar pun terus melakukan Konsolidasi Partai dan telah berhasil membentuk 25 DPC berserta PAC-PAC dari 25 Kab/kota di Jawa Barat, pada waktu itu. Alhasil DPD PNI M Jabar Lolos Verifikasi untuk ikut Pemilu 2004, di PEMILU 2004 PNIM pun menang karena perolehan suara meningkat 100% lebih di banding tahun 1999, walaupun tidak dapat kursi di parlemen.
Artinya kami membangun Partai dan menyebarkan Idiologi MARHAENISME yang telah di matikan berpuluh2 tahun oleh Rezim ORBA. dengan tanpa bantuan dana dan materi sepeserpun dari DPP, jumlah kader meningkat dan struktur pengurus lengkap sampai ke ranting partai.
Kami bergotong royong, sesuai dengan ajaran BUNG KARNO.
Tapi sangat disayangkan perjuangan ini Hancur berantakan karena ambisi Pengurus DPP PNI M, banyak yang MARHAENIS GADUNGAN, alhasil apa pemilu 2009 suara PNIM melorot jauh, jangankan milih PNIM dicalonkan oleh PNIM pun sekarang orang banyak yang Ogah, terbukti pada pemilu 2009 banyak DP yang kosong enggak ada Calegnya.
Semua ini karena PNI M telah kehilangan ROHNYA, yakni MARHAENISME.
satu pesan dari Bung Karno, "JANGAN KALIAN HANYA MENCUNGKIL-CUNGKIL ARANG DAN ABUNYA SAJA, TAPI PEGANG dan HIDUPKAN APINYA YAKNI MARHAENISME".

Republik ini dibangun dan di dirikan bukan dengan uang, tetapi dengan API & SEMANGAT MARHAENISME.